Halo sobat biologi! Kali ini KSB akan mengulas topik yang menarik dan berkaitan dengan lingkungan kita loh, yaitu “Peran Mikroorganisme dalam Pengomposan”.
Nah, pernahkah sobat biologi berpikir tentang bagaimana sisa makanan, daun kering, dan sampah organik lainnya dapat diubah menjadi kompos yang mengandung nutrisi yang tinggi? Untuk mengetahui itu mari kita jelajahi bagaimana mikrorganisme ini bisa berperan dalam pengomposan.
Apa itu mikroorganisme?
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dalam
berbagai kondisi lingkungan. Organisme ini dapat ditemukan di udara, air,
tanah, dan benda, dan mereka juga dapat hidup di dalam tubuh manusia. Ada beberapa
bakteri yang bersifat patogen, tetapi ada juga yang tidak. Jika bakteri hanya
terlihat di permukaan, jenisnya tidak dapat dibedakan, sehingga perlu dilakukan
identifikasi. Mikroorganisme adalah organisme yang sangat kecil, oleh karena
itu untuk mengamatinya harus menggunakan alat yang disebut mikroskop. Setiap
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, yang
meliputi kemampuan untuk tumbuh, menghasilkan energi, dan berkembang biak
dengan sendirinya (Gracela, et al., 2022).
Bagaimana mikroorganisme berperan dalam pengomposan?
Jadi mikroorganisme tersebut terdiri dari beberapa jenis, seperti
bakteri, jamur, actinomycetes yang masing-masing memiliki peran penting dalam
menguraikan bahan organik menjadi kompos. Jamur, bakteri, actinomycetes
merupakan mikroorganisme yang diperlukan dalam jumlah populasi yang cukup untuk
membangkitkan proses pengomposan. Jumlah populasi bertambah atau berkurang
sesuai dengan kondisi lingkungan (Benito, et al., 2012). Bakteri memainkan
peran penting dalam proses pengomposan. Mereka bekerja keras untuk memecah
bahan organik yang rumit seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bahan
sederhana seperti gula amino dan asam lemak.
Pengomposan adalah sistem pengelolaan sampah organik yang semakin
dikenal karena tidak hanya melestarikan lingkungan tetapi juga menghasilkan
kompos sebagai produk sampah organik yang sehat. Meskipun demikian, penggunaan
pengomposan sebagai metode pembuangan sampah organik untuk masyarakat umum
masih memiliki banyak keterbatasan, terutama dalam hal sampah yang seragam
seperti daun. Oleh karena itu, pengomposan dengan kombinasi aktivator yang
paling efektif digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir penguraian sedekat
mungkin dengan sempurna. Bakteri dan jamur merupakan contoh mikroorganisme yang
mengalami penguraian. Jika mikroorganisme yang disebutkan di atas ada,
penguraian akan berlangsung lebih cepat. Bahan yang umum digunakan untuk
mempercepat proses penguraian adalah bioaktivator. Oleh karena itu, diharapkan
proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat dengan penambahan bioaktivator
pada serasah daun. Bioaktivator adalah organisme hidup (katalisator alami) yang
bekerja untuk memfasilitasi perubahan sifat fisik dan kimiawi untuk mengubah bahan
organik menjadi produk dengan sifat yang unik. Proses perubahan sifat fisik dan
kimiawi bahan tersebut menjadi molekul-molekul kecil atau bahkan komponen
tunggal dan unsur-unsurnya, yang dikenal dengan istilah penguraian. Proses
penguraian bahan organik tersebut dilakukan oleh bahan kimia alami seperti
bakteri, enzim, garam, dan kristal garam yang berfungsi sebagai bioaktivator. Bioaktivator
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi,
meningkatkan jumlah bahan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, dan
mengurangi erosi tanah. Selain itu, untuk memperkuat pengomposan tersebut di
atas, juga dapat melemahkan organisme lain, seperti cacing tanah yang bekerja
sama dengan mikroorganisme dalam proses penguraian (Andriany, et al., 2018).
Mikroorganisme ini merupakan pahlawan tak terlihat, mereka memainkan
peran penting dalam proses ini. Mereka bekerja sama seperti tim kecil yang
rajin mengubah bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti air,
mineral, dan karbondioksida. Proses pengomposan tidak akan berhasil dan sangat
lambat jika tidak ada mikroorganisme. Mereka adalah pahlawan kecil yang
berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menghasilkan kompos yang baik
untuk tanah dan tanaman.
Sobat biologi harus mengetahui bahwa proses pengomposan yang dibantu mikroorganisme ini tidak hanya menghasilkan kompos yang bermanfaat saja loh, tetapi juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan tetap sehat.
Oleh karena itu, marilah kita mulai menghargai peran mikroorganisme dalam mengubah sampah menjadi kompos yang bermanfaat. Dengan memahami dan memanfaatkan kekuatan mikroorganisme, kita dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masa depan. Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa lagi di Bitudy selanjutnya!
Nah, itu tadi penjelasan mimin terkait Peran Mikroorganisme dalam Pengomposan, semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka:
Andriany, et al. (2018). Pengaruh Jenis Bioaktivator Terhadap Laju Dekomposisi Serasah Daun Jati Tectona grandis L.f., di Wilayah Kampus UNHAS Tamalanrea. Bioma: Jurnal Biologi Makasar, Vol. 3, No. 2.
Benito, dkk. (2012). Identifikasi Bakteri yang Domain Berperan dalam Filtrate Pengolahan Pupuk Cair Feses Domba. Jurnal Ilmu Ternak, Vol. 12, No.1
Gracela, P. M., et al. (2022). Identifikasi Bakteri Secara Molekuler dari Mesin ATM pada Beberapa Tempat di Kota Manado. Journal of Biotechnology and Conservation, Vol. 2, No. 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar