Minggu, 30 Juni 2024

Menguak Pahlawan Tersembunyi di Balik Pengomposan

Gambar 1. Pupuk Kompos
Sumber: sibakuljogja.jogjaprov.go.id

Halo sobat biologi! Kali ini KSB akan mengulas topik yang menarik dan berkaitan dengan lingkungan kita loh, yaitu “Peran Mikroorganisme dalam Pengomposan”.

Nah, pernahkah sobat biologi berpikir tentang bagaimana sisa makanan, daun kering, dan sampah organik lainnya dapat diubah menjadi kompos yang mengandung nutrisi yang tinggi? Untuk mengetahui itu mari kita jelajahi bagaimana mikrorganisme ini bisa berperan dalam pengomposan.

Apa itu mikroorganisme?

Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang dapat bertahan hidup dalam berbagai kondisi lingkungan. Organisme ini dapat ditemukan di udara, air, tanah, dan benda, dan mereka juga dapat hidup di dalam tubuh manusia. Ada beberapa bakteri yang bersifat patogen, tetapi ada juga yang tidak. Jika bakteri hanya terlihat di permukaan, jenisnya tidak dapat dibedakan, sehingga perlu dilakukan identifikasi. Mikroorganisme adalah organisme yang sangat kecil, oleh karena itu untuk mengamatinya harus menggunakan alat yang disebut mikroskop. Setiap mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, yang meliputi kemampuan untuk tumbuh, menghasilkan energi, dan berkembang biak dengan sendirinya (Gracela, et al., 2022).

Bagaimana mikroorganisme berperan dalam pengomposan?

Jadi mikroorganisme tersebut terdiri dari beberapa jenis, seperti bakteri, jamur, actinomycetes yang masing-masing memiliki peran penting dalam menguraikan bahan organik menjadi kompos. Jamur, bakteri, actinomycetes merupakan mikroorganisme yang diperlukan dalam jumlah populasi yang cukup untuk membangkitkan proses pengomposan. Jumlah populasi bertambah atau berkurang sesuai dengan kondisi lingkungan (Benito, et al., 2012). Bakteri memainkan peran penting dalam proses pengomposan. Mereka bekerja keras untuk memecah bahan organik yang rumit seperti karbohidrat, protein, dan lemak menjadi bahan sederhana seperti gula amino dan asam lemak. 

Gambar 2. Bahan limbah 
Sumber: sipintar.net

Pengomposan adalah sistem pengelolaan sampah organik yang semakin dikenal karena tidak hanya melestarikan lingkungan tetapi juga menghasilkan kompos sebagai produk sampah organik yang sehat. Meskipun demikian, penggunaan pengomposan sebagai metode pembuangan sampah organik untuk masyarakat umum masih memiliki banyak keterbatasan, terutama dalam hal sampah yang seragam seperti daun. Oleh karena itu, pengomposan dengan kombinasi aktivator yang paling efektif digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir penguraian sedekat mungkin dengan sempurna. Bakteri dan jamur merupakan contoh mikroorganisme yang mengalami penguraian. Jika mikroorganisme yang disebutkan di atas ada, penguraian akan berlangsung lebih cepat. Bahan yang umum digunakan untuk mempercepat proses penguraian adalah bioaktivator. Oleh karena itu, diharapkan proses dekomposisi akan berjalan lebih cepat dengan penambahan bioaktivator pada serasah daun. Bioaktivator adalah organisme hidup (katalisator alami) yang bekerja untuk memfasilitasi perubahan sifat fisik dan kimiawi untuk mengubah bahan organik menjadi produk dengan sifat yang unik. Proses perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan tersebut menjadi molekul-molekul kecil atau bahkan komponen tunggal dan unsur-unsurnya, yang dikenal dengan istilah penguraian. Proses penguraian bahan organik tersebut dilakukan oleh bahan kimia alami seperti bakteri, enzim, garam, dan kristal garam yang berfungsi sebagai bioaktivator. Bioaktivator merupakan alat yang dapat digunakan untuk mempercepat proses dekomposisi, meningkatkan jumlah bahan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mengurangi erosi tanah. Selain itu, untuk memperkuat pengomposan tersebut di atas, juga dapat melemahkan organisme lain, seperti cacing tanah yang bekerja sama dengan mikroorganisme dalam proses penguraian (Andriany, et al., 2018).

Gambar 3. Cacing pada pupuk kompos
Sumber: rumahmesim.com

Mikroorganisme ini merupakan pahlawan tak terlihat, mereka memainkan peran penting dalam proses ini. Mereka bekerja sama seperti tim kecil yang rajin mengubah bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti air, mineral, dan karbondioksida. Proses pengomposan tidak akan berhasil dan sangat lambat jika tidak ada mikroorganisme. Mereka adalah pahlawan kecil yang berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menghasilkan kompos yang baik untuk tanah dan tanaman.

Sobat biologi harus mengetahui bahwa proses pengomposan yang dibantu mikroorganisme ini tidak hanya menghasilkan kompos yang bermanfaat saja loh, tetapi juga bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan tetap sehat.

Oleh karena itu, marilah kita mulai menghargai peran mikroorganisme dalam mengubah sampah menjadi kompos yang bermanfaat. Dengan memahami dan memanfaatkan kekuatan mikroorganisme, kita dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan dan masa depan. Terima kasih telah membaca, dan sampai jumpa lagi di Bitudy selanjutnya!

Nah, itu tadi penjelasan mimin terkait Peran Mikroorganisme dalam Pengomposan, semoga bermanfaat.


Daftar Pustaka:


Andriany, et al. (2018). Pengaruh Jenis Bioaktivator Terhadap Laju Dekomposisi Serasah Daun                         Jati Tectona grandis L.f., di Wilayah Kampus UNHAS Tamalanrea. Bioma: Jurnal Biologi                     Makasar, Vol. 3, No. 2.

Benito, dkk. (2012). Identifikasi Bakteri yang Domain Berperan dalam Filtrate Pengolahan Pupuk Cair              Feses Domba. Jurnal Ilmu Ternak, Vol. 12, No.1

Gracela, P. M., et al. (2022). Identifikasi Bakteri Secara Molekuler dari Mesin ATM pada Beberapa                    Tempat di Kota Manado. Journal of Biotechnology and Conservation, Vol. 2, No. 2.


Penulis: Elisa (Angkatan 2022)

Editor: Okta Yuli Astuti (Angkatan 2021)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar